Langsung ke konten utama

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015-2016



BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN 2015-2016

SMA NEGERI 10 PONTIANAK

 

 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Secara yuridis, menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian umum pendidikan merupakan salah satu proses interaksi belajar-mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran (instructional). Gage and Berliner menjelaskan bahwa dalam konteks ini guru berperan, bertugas, dan bertanggung jawab sebagai:
1.        Perencana (palnner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (preteaching problems);
2.        Pelaksana (organizer) yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana; ia bertindak sebagai orang sumber (resoure person), konsultan kepemimpinan (leader) yang bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems);
3.        Penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan menganalisis, menafsirkan, dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement) atas tingkat keberhasilan belajar mengajar (PBM) tersebut berdasarkan kriteria yang diterapkan baik mengenai aspek keefektivan prosesnya maupun kualifikasi produk (output)-nya.
Tugas berat yang diemban oleh tenaga pendidik, terutama konselor adalah bagaimana mempersiapkan  peserta didik (siswa) agar dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mengantar siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral, maupun sosial agar hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk sosial.    
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan, khususnya misi dan visi sekolah. Implikasinya adalah program bimbingan yang dikembangkan merupakan suatu upaya untuk mewujudkan  visi dan misi sekolah.
Bimbingan merupakan usaha yang bersifat rasional. Artinya upaya bimbingan dilaksanakan berdasarkan seperangkat landasan keilmuan dan menggunakan alat-alat tertentu yang harus memenuhi kaidah ilmiah. Sebagai bagian dari sistem pendidikan, kegiatan bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan peranan yang strategis, khususnya dalam menyiapkan peserta didik agar mampu memahami diri, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya.  Secara anatomis  posisi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dapat terlukiskan sebagai berikut (lihat gambar 1).
posisi-bimbingan-dan-konseling-dan-kurikulum-ktsp.jpg
Gambar 1.
Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum (KTSP)
dalam Jalur Pendidikan Formal

Mengingat pentingnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah maka diperlukan perencanaan  yang sistematis  dan matang sehingga dapat dicapai tujuan secara efektif sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.
1.        Landasan formal
Landasan formal untuk pelaksanaan bimbingan konseling di SMA yaitu :
a.         Undang-undang (UU) Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan “kemampuan” dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
b.      Permendiknas no.23 tahun 2006 adalah :
1)      Berperilaku sesuai ajaran agama yang dianut seiring dengan perkembangan remaja
2)      Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangan
3)      Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaan
4)      Berpartisipasi dalam menegakkan aturan-aturan sosial
5)      Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan, sosial ekonomi dalam lingkup global
6)      Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif dan inovatif
7)      Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan
8)      Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
9)      Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah yang kompleks
10)  Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
11)  Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggungjawab
12)  Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara secara demokrasi dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
13)  Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
14)  Mengapresiasi karya seni dan budaya
15)  Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
16)  Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani serta kebersihan lingkungan
17)  Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
18)  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
19)  Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
20)  Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis
21)  Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
22)  Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.

2.    Landasan Konseptual
            Berlandaskan kepada manusia yang secara hakiki sebagai pribadi dan sebagai makhluk sosial
a.         Landasan Filosofi
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama namun ada dalam satu naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun tetap berada dalam kesatuan Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika
b.        Landasan Religius Sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan Tuhan yang telah menunjukkan bahwa agama adalah pedoman bagi kehidupan seluruh manusia, maka agama merupakan acuan untuk melaksanakan kaidah-kaidah (aturan-aturan hukum) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
c.         Landasan Psikologi Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda
d.        Landasan sosial budaya Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga menjunjung tinggi “budi pekerti” luhur dan kesantunan serta keramahan, syarat dengan tradisi penuh makna, keragaman budaya bangsa merupakan aset milik bangsa dan negara perlu dipatenkan dan di lestarikan agar eksistensi bangsa dapat dipertahankan
e.         Landasan Ilmiah dan Teknologi Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu pengetahuan (knowledge/ kognitif) skill (keterampilan) dan penanaman sikap serta nilai-nilai (affektif/ attitude dan value’s) didukung teknologi pembelajaran yang menunjang lingkungan pada lembaga pendidikan adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui pemanfaatan   
f.         Landasan Paedagogik, Peserta didik adalah subjek didik yang pada proses pentransferan ilmu memiliki kemampuan berfikir yang berbeda, disinilah perlu penerapan dengan menggunakan didaktik metodik yang tepat agar pesertadidik dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, objektif, inovatif dan logis sehingga merasa “nyaman” dikelas yang pada akhirnya memacu motivasi pesertadidik untuk mengoptimalkan potensi dan mengembangkan diri (pengembangan diri) tercapai

B.     Dasar Hukum
Terdapat beberapa sumber hukum yang dapat dijadikan sandaran atau dasar dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada suatu lembaga pendidikan, yaitu:
1.        Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
3.        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk  Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4.        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun 2006, tentang  Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi  untuk Satuan  Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan  Nasional No. 23 tahun 2006 tentang  Standar  Kompetensi Lulusan untuk Satuan  Pendidikan Dasar dan Menengah
5.        Undang-Undang No.2 tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah
6.        Peraturan Pemerintah No. 29 tahun1990, tentang Pendidikan Menengah
7.        Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi
8.        SK Mendikbud No. 025 tahun 1995, tentang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling pada Suatu Pendidikan Formal

C.    Pengertian
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk perserta didik , baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar , dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam pengertian tersebut tersimpul hal-hal pokok bahwa :
1.        Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan.
2.        Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan secara individual dan kelompok.
3.        Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu peserta didik untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal.
4.        Ada empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
5.        Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis jenis layanan tertentu, ditunjang  sejumlah kegiatan pendukung.
6.        Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.

D.    Visi dan Misi Bimbingan Konseling
Bertitik tolak dari pendapat dan harapan akan bimbingan dan konseling di sekolah, serta pertimbangaan tuntutan, perkembangan dan tantangan lingkungan masa depan yang lebih kompetitif, maka visi dan misi bimbingan dan konseling dirumuskan sebagai berikut.
Visi Bimbingan dan konseling adalah upaya pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Sehubungan dengan target populasi layanan bimbingan dan konseling, layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada individu yang bermasalah tetapi meliputi seluruh siswa. Adapun program bimbingan harus berdiferensiasi baik dari segi pendekatan, teknik, kegiatan, sumber maupun pihak-pihak yang terlibat.
Sejalan dengan visi bimbingan tersebut, maka misi bimbingan harus dapat membantu memudahkan siswa mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang, yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi  pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang mantap, mandiri, serta mempunyai tanggung jawab terhadap diri,  masyarakat dan bangsanya.

E.     Deskripsi Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan agar program bimbingan dan konseling dapat menjadi lebih efektif dan efesien sesuai  kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.  Penetapan kebutuhan didasarkan atas data yang diperoleh dengan mempergunakan instrument yang dimiliki seperti :
1.       Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Inventori Tugas Perkembangan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan dari tiap respondennya. Pada usia remaja terutama pada siswa sekolah menengah atas terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi , yaitu:
a.         Landasan Kehidupan Religius,
b.        Landasan Perilaku Etis,
c.         Kematangan Emosional,
d.        Kematangan Intelektual,
e.         Kesadaran Tanggung Jawab,
f.         Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita,
g.        Penerimaan Diri dan penegmbangannya,
h.        Kemandirian Perilaku Ekonomis,
i.          Wawasan dan Persiapan Karir,
j.          Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya, dan
k.        Persiapan Diri untuk ernikahan dan Hidup Berkeluarga.



2.        Alat Ungkap Masalah (AUM)
Identifikasi masalah siswa tersusun berdasarkan jenis layanan dan bidang bimbingan terdiri atas 225 kebutuhan dan masalah yang mungkin dialami peserta didik.
3.        Sosiometri
Berdasarkan angket yang telah disebarkan, didapatkan hasil yang menyatakan beberapa siswa yang dapat dikatakan sebagai popular (paling disukai) dan rejected (tidak disukai) dalam hal belajar.
Berikut ini dikemukakan kebutuhan peserta didik berdasarkan analisis tugas perkembangan dan lingkungan perkembangannya :
a.         Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengenal karakteristik pribadinya yang menyangkut moral, intelektual dan emosional
b.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengenal lingkungan yang menyangkut nilai-nilai budaya masyarakat, lingkungan pendidikan, dan lingkungan kerja
c.       Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengarahkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan.
d.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri dan lingkungannya.
e.       Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk membuat pilihan karirnya secara sehat.
f.       Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat menerima perbedaan pendapat dengan orang lain.
g.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya.
h.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi.
i.        Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat menyelesaikan konflik.
j.        Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat membuat keputusan secara efektif.
k.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat melaksanakan ketrampilan belajar secara efektif.
l.        Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikannya.
m.    Peserta didik membutuhkan ketrampilan dan kemampuan dalam melaksanakan proses belajar efektif dan menghadapi ujian.
n.      Peserta didik membutuhkan kemampuan untuk mengenal potensi, kepribadian, dan minatnya yang mendukung terhadap pencapaian cita-cita karir masa depan.

F.     Tujuan Bimbingan Konseling
Berdasarkan visi dan misi bimbingan konseling serta kebutuhan peserta didik, maka tujuan bimbimgan konseling adalah sebagai berikut :
1.        Membantu peserta didik memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya seoptimal mungkin.
2.        Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3.        Membantu peserta didik merencanakan kehidupan masa depannya yang sesuai dengan tuntutan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
4.        Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Secara khusus bimbingan konseling bertujuan untuk membantu siswa atau peserta didik agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.         Bimbingan Pribadi
a.         Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam   beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.        Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
c.         Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d.        Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e.         Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai, serta apresiasi seni.
f.         Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan hidup berkeluarga.

2.        Bimbingan Sosial
a.         Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif.
b.        Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis dan kreatif.
c.         Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, di tempat latihan/kerja/unit produksi maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d.        Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e.         Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah, dan lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
f.         Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3.        Bimbingan Belajar
a.         Pemantapan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya.
b.        Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
c.         Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan, tehnologi dan atau seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
d.        Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri.
e.         Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

4.        Bimbingan Karir
a.         Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan.
b.        Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan.
c.         Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d.        Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SLTA.
e.         Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

G.    Fungsi Bimbingan Konseling
1.        Fungsi pemahaman, yaitu bimbingan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan diri pesertadidik, yang meliputi tentang potensi diri pesertadidik, pemahaman tentang lingkungan akademis, lingkungan masyarakat dan lingkungan global.
2.        Fungsi pencegahan yaitu pengantisipasian terhadap berbagai permasalahan peserta didik yang kemungkinan dapat berdampak pada konsentrasi belajar sehingga dapat mengganggu dan menghambat serta menimbulkan kesulitan untuk mengembangkan diri yang bermuara pada terganggunya proses pencapaian tugas-tugas perkembangan pesertadidik
3.        Fungsi Pengentasan, Bantuan layanan untuk menuntaskan setiap permasalahan yang dihadapi baik permasalahan yang berkenaan dengan; belajar, pribadi, sosial maupun karir, yang pada akhirnya pesertadidik merasa nyaman dan tidak menghadapi banyak kendala pada pencapaian harapan dan pengembangan diri pesertadidik secara positif
4.        Fungsi pemeliharaan dan pengembangan lingkungan pendidikan khususnya bimbingan konseling berfungsi untuk menjaga / memelihara stabilitas emosi pesertadidik dan mengembangkannya untuk mencapai kematangan hubungan teman sebaya serta berkembangnya potensi pesertadidik dengan teman sebaya
5.        Fungsi Advokasi, Melalui komunikasi dua arah antara pembimbing dan konseling (pesertadidik) diharapkan dapat teradvokasi untuk mencapai penyesuaian diri terhadap tugas-tugas perkembangan.



H.    Prinsip Prinsip Bimbingan  Konseling
1.        Sasaran Layanan; (1) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi, (2) memperhatikan tahapan perkembangan individu, (3) perhatian adanya perbedaan individu “individual defferencies”  dalam layanan
2.        Permasalahan yang dialami individu / klien; (1) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan baik di rumah, di sekolah dan masyarakat sekitar, (2) timbulnya masalah pada individu oleh  karena adanya kesenjangan sosial ekonomi dan budaya
3.        Program Pelayanan BK ; (1) BK bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program pelayanan BK diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri klien, (2) harus fleksibel disesuaikan dengan   kebutuhan klien maupun lingkungan, (3) untuk SMA/MA disusun dengan mempertimbangkan adanya tahapan perkembangan  individu, (4) perlu diadakan penilaian hasil layanan
4.        Tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri, (2) pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri, (3) permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/ profesional yang relevan dengan permasalahan individu, (4) perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan OT siswa dan bila perlu dengan pihak lain yang erkewangan dengan permasalahan  individu, (5) proses pelayanan BK melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan

I.       Azas – Azas Bimbingan Konseling
Perlu adanya Azas-azas sebagai dasar / fundamen layanan Ada 12 azas yang harus diperhatikan dan pemakaiannya disesuaikan dengan kegiatan layanan :
(1) Kerahasiaan , (2) Kesukarelaan, (3) Keterbukaan, (4) Kegiatan, (5) Kemandirian, (6) Kekinian, (7) Kedinamisan, (8) Keterpaduan, (9) Kenormatifan, (10) Keahlian, (11) Alih Tangan Kasus, (12) Tut wuri handayani

J.      Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik

No
Aspek Perkembangan
Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan
Akomodasi
Tindakan
1
Landasan hidup religious
Mempelajari hal ihwal ibadah
Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama
Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi
2
Landasan perilaku etis
Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat
Menghargai Keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan
Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis
3
Kematangan emosi
Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain
Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain
Mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas,terbuka dan tidak menimbulkan konflik
4
Kematangan intelektual
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif
Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya
Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara obyektif
5
Kesadaran tanggung jawab social
Mempelajari keragaman interaksi social
Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial
Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan
6
Kesadaran gender
Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan
Menghargai keragaman peraan laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan keharmonisan hidup
Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran
7
Pengembangan diri
Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial
Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman
8
Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis)
Mempelajari strategi dan peluang untuk berperilaku hemat,ulet, sengguh-sungguh dan kompetitif dalam keragaman kehidupan
Menerima nilai-nilai hidup hemat,ulet sungguh-sungguh dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri
Menampilkan hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri
9
Wawasan dan kesiapan karier
Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan, dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah
Internalisasi nilai-niolai yang melandasi pertimbangan pemilihan alternatif karir
Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir
10
Kematangan hubungan dengan teman sebaya
Mempelajari cara-cara membina dan kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya
Menghargai nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya
Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan memperhatikan norma yang berlaku
11
Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
Mengenal norma-norma pernikahan dan berkeluarga
Mengharagai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis
Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga


K.    Komponen Program
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
Muro & Kottman (1995) mengemukakan  struktur program bimbingan dan konseling di klasifikasikan ke dalam empat jenis layanan : a. layanan dasar bimbingan, b. layanan responsive, c. perencanaan individual, d.  dukungan sistem.

1.      Layanan Dasar Bimbingan
Merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan merupakan inti dari pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan diberikan melalui jenis-jenis layanan pemberian informasi dan diskusi atau sharing pendapat (brain-storming). Pemberian informasi dan diskusi ini berkaitan dengan aspek-aspek peribadi, sosial, belajar dan karir. Layanan pemberian informasi akan berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan keputusan. Layanan diskusi atau curah pendapat dapat memfasilitasi para peserta didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap orang lain dan mengembangakan kepercayaan dirinya.
Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Tujuan layanan ini dapat juga dirumuskan sebagai berikut :
a.       Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama).
b.      Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.
c.       Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
d.      Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan klasikal, orientasi, informasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)      Bimbingan klasikal
Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli (peserta didik) dengan cara melakukan kontak langsung di kelas secara terjadwal dalam bentuk diskusi kelas atau brain stroming (curah pendapat).
Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut memfasilitasi konseli menemukan alternatif pemecahan masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan menemukan alternatif pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, memfasilitasi konseli memperoleh penguatan atas perilaku positif yang dilakukannya, dan memfasilitasi konseli agar dapat mengembangkan potensi, tanggung jawab, hubungan interpersonal, motivasi, komitmen, daya juang serta pengembangan karir.

a)        Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah suatu kegiatan yang memungkinkan konseli dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, iklim, dan budaya sekolah. Melalui layanan orientasi peserta didik diharapkan mengenal lingkungan, personel sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan guru, pegawai tata usaha, petugas laboratorium, petugas perpustakaan, pengurus OSIS, dan lain-lain), kegiatan di sekolah, dan budaya sekolah tempat siswa belajar.

b)        Layanan Informasi
Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Layanan informasi bertujuan membantu peserta didik memperoleh informasi yang berkenaan dengan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Berikut ini merupakan materi pengembangan layanan informasi.
(1)     Informasi perkembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi, antara lain sebagai berikut.
(a)      Kecerdasan
(b)     Bakat
(c)      Minat
(d)     Karakteristik pribadi, pemahaman diri
(e)      Tugas perkembangan, tahap perkembangan
(f)      Gejala perkembangan tertentu
(g)     Perbedaan individual
(h)     Keunikan diri

(2)     Informasi potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial antara lain sebagai berikut.
(a)      Pemahaman terhadap orang lain
(b)     Kiat berteman
(c)      Hubungan antar remaja
(d)     Hubungan dalam keluarga
(e)      Hubungan dengan guru, orang tua, dan pimpinan masyarakat
(f)      Data sosiogram

(3)     Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar antara lain sebagai berikut.
(a)      Kiat belajar
(b)     Kegiatan belajar di dalam kelas
(c)      Belajar kelompok
(d)     Belajar mandiri
(e)      Hasil belajar mata pelajaran
(f)      Persiapan ujian
(4)     Informasi tentang potensi, kemampuan, arah, dan kondisi karir antara lain sebagai berikut.
(a)      Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan, dan pendidikan
(b)     Persyaratan karir
(c)      Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan
(d)     Informasi karir / pekerjaan / pendidikan

c.         Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik melalui kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Tujuan bimbingan kelompok adalah merespon kebutuhan dan minat peserta didik mengenai masalah yang bersifat umum yang dirasakan sebagai masalah bersama.

d.        Layanan Pengumpulan data
Layanan pengumpulan data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang konseli dan faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan melalui proses assesmen baik menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Tujuan layanan pengumpulan data adalah menghimpun berbagai data peserta didik yang dapat dijadikan rujukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapun alat pengumpul data / insturmentasi adalah sebagai berikut.
1)        Tes Intelegensi
2)        Tes Bakat
3)        Inventori Minat karir
4)        Inventori Kreativitas
5)        Inventori Kepribadian
6)        Inventori Hubungan Sosial
7)        Inventori Tahap Perkembangan
8)        Sosiometri
9)        Alat Ungkap Masalah
10)    Tes Hasil Belajar
11)    Tes Diagnostik
12)    Instrumen assesmen lainnya baik hasil pengembangan pribadi maupun hasil modifikasi.

2.      Layanan Responsif
Layanan Responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Layanan ini bertujuan untuk membantu para siswa dalam memenuhi kebutuhan yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Selain itu juga bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku yang bermasalah (maladjustment).
Layanan responsif dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain melalui konseling individual, konseling kelompok, referal, kolaborasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a.        Konseling Individual
       Konseling individual adalah proses memfasilitasi konseli agar mampu menyadari dan berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan maupun melalui media.
       Tujuan dari konseling individual adalah membantu konseli dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapinya, membantu konseli dalam menemukan penyebab masalah yang dihadapinya, membantu konseli dalam menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya, dan membantu konseli mengambil keputusan secara tepat
       Prediksi masalah dalam konseling individual adalah kurangnya pemahaman konseli mengenai potensi diri, ketidakmampuan konseli dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kurang motivasi dan solusi dalam menghadapi permasalahan belajar, dan konseli merasa perlu mendapatkan pengarahan dalam perencanaan karir.

b.        Konseling kelompok
       Konseling kelompok merupakan jenis layanan yang memungkinkan konseli memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Tujuan dari konseling kelompok adalah mengurangi rasa canggung dalam mengungkapkan permasalahn, meminimalisir beban yang diderita konseli, memunculkan alternatif penyelesaian masalah yang lebih variatif, dan membantu mengentaskan persoalan berat yang dihadapi konseli.
       Prediksi masalah dalam konseling kelompok adalah sejumlah peserta didik yang memiliki permasalahan yang sama (disadari atau tidak disadari), konseli yang memiliki masalah dengan teman di sekolahnya, dan masalah yang meliputi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan karir.


c.       Referal
            Referal yaitu kegiatan atau proses mengalihtangankan kasus dari konselor kepada pihak yang lebih kompeten baik internal maupun eksternal. Tujuannya adalah agar konseli mendapat penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialaminya, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli/kompeten.

c)        Kolaborasi dengan Guru mata Pelajaran/Wali kelas
Suatu kegiatan yang memungkinkan konselor/guru pembimbing  mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang konseli. Adapun tujuan dari  Kolaborasi dengan Guru mata Pelajaran atau Wali kelas, sebagai berikut.
1)        Menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar konseli.
2)        Memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam
3)        Menandai peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching
4)        Mereferal (mengalihtangankan) konseli yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
5)        Memberikan informasi yang terkini tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik.
6)        Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada konseli tentang dunia kerja.
7)        Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spritual.
8)        Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikan secara efektif.

d)        Kolaborasi dengan orang tua
       Kolaborasi dengan orang tua adalah suatu kerja sama yang memungkinkan terjadinya saling memberi informasi, pengertian, dan tukar fikiran antara konselor dengan orang tua, dalam upaya mengembangkan potensi konseli atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan konselor melakukan kolaborasi dengan orang tua adalah untuk membangun kerja sama yang harmonis dengan orang tua dalam membantu konseli dan membangun komitmen bersama dalam menangani permasalahan konseli.

e)        Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait
       Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dimaksud sebagai upaya menjalin kerja sama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dalam meningkatkan mutu pelayanan bimbingan konseling. Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun kerjasama yang harmonis dengan pihak-pihak terkait dalam membantu konseli dan membangun komitmen bersama dalam menangani permasalahan konseli.

f)          Konsultasi
       Layanan konsultasi merupakan layanan yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang atau lebih pihak (guru, orang tua, pimpinan sekolah) sehingga pihak-pihak tersebut memahami kondisi, kesamaan sikap dalam menangani permasalahan konseli. Layanan ini bertujuan agar konselor dapat membantu menyelesaikan permasalahan konseli.

g)        Bimbingan teman sebaya
       Bimbingan teman sebaya adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh konseli tertentu terhadap konseli lainnya dalam merealisasikan tugas-tugas perkembangan serta mengentaskan masalah-masalah yang dihadapi baik bidang pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Tujuan dari bimbingan teman sebaya adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, mengembangkan hubungan sosial, keakraban, kepedulian, dan kebersamaan teman sebaya, memotivasi konseli dalam mengentaskan permasalahan yang dihadapi, dan mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

h)        Konferensi kasus
       Konferensi kasus yaitu pembahasan permasalahan secara spesifik peserta didik tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti konselor sebagai penyelenggara, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lainnya) untuk memudahkan terentasnya permasalahan yang dihadapi konseli. Tujuan dari konferensi kasus adalah terhimpunnya data dan keterangan yang relevan, jelas, mendalam, dan komperhensif tentang permasalahan konseli, terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan konseli kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau yang bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.

i)          Kunjungan rumah
            Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan konseli, yang ditujukan untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan konseli. Kunjungan rumah memiliki tujuan sebagai berikut.
1)        Untuk memperoleh berbagai keterangan tambahan yang diperlukan dalam memahami lingkungan dan permasalahan konseli terutama mengenai keadaan orang tua/keluarganya.
2)        Untuk mengkomunikasikan kepada orang tua tentang permasalahan yang sedang dihadapi konseli.
3)        Membangun komitmen orang tua terhadap pembahasan dan pengentasan permasalahan konseli

3.      Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Layanan ini bertujuan membantu siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir dan sosial pribadinya. Membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencana itu sesuai pemantauan dan pemahamannya. Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk membimbing siswa agar Memiliki kemampuan untuk memutuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Dapat belajar memantau dan memahami perkembangan dirinya. Dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif. Adapun isi layanan perencanaan individual, sebagai berikut.
a.    Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantapkan program kelahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik kepribadian lainnya.
b.   Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja, dan merencanakan kehidupan karirnya.
c.    Bidang sosial pribadi yang topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangakn keterampilan-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar  memahami perasaan orang lain.

5.      Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.
Secara utuh Kerangka Kerja Bimbingan Konseling dapat digambarkan sebagai berikut.



L.     Prioritas Layanan Bimbingan dan Konseling
1.        Pengembangan Potensi Akademis
a.         Program Adaptasi Akademis
       Program tersebut diatas diselenggarakan khusus bagi pesertadidik mutasi (pindahan) agar dapat menyesuaikan prestasi akademis dan berkompetensi dengan pesertadidik lainya sehingga berimplikasi pada peminimalisasian kegagalan pesertadidik saat kenaikan kelas dan setelah duduk di kelas XII saat UN dan UAS
b.        Program Repetition
       Program Repetition adalah satu bentuk upaya bimbingan konseling untuk mengantisipasi kegagalan peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu hingga prestasi pesertadidik berada di 5 terendah di kelas, melalui pembimbingan teman sebaya, KSS (kelompok studi siswa) oleh alumni, dan merujuk peserta didik pada guru mata pelajaran tertentu dengan membentuk EO program responsi
c.         Program layanan masuk Perguruan Tinggi
Program layanan bidik misi dan non bidik misi PTN Negeri dan Swasta, dan Politeknik, SBMPTN, MANDIRI, beasiswa autreching, dan Sistem penerimaan calon mahasiswa baru dari PTN lainya, bagi siswa yang dapat peringkat 1 -5 dari semester I-V jurusan IPA berkesempatan mengikuti seleksi ikatan dinas fakultas kedokteran UNTAN, serta program sekolah tinggi kedinasan di luar SNMPTN
1)        Bidik misi, diperuntukan bagi peserta didik yang berkedudukan di SMA Negeri 10 serta tidak mampu namun berkeinginan untuk kuliah berhak untuk mengikuti peluang masuk PTN (diseluruh indonesia) tanpa test  dengan jurusan yang telah ditetapkan pada program bidikmisi.
2)        Non bidik misi, diperuntukan bagi peserta didik yang berkedudukan di SMA Negeri 10 yang ekonomi orangtuanya mampu dan berkeinginan untuk kuliah berhak untuk mengikuti peluang masuk PTN (diseluruh indonesia) tanpa test  dengan jurusan yang telah ditetapkan pada program non bidikmisi.
3)         SBMPTN Seleksi bersama
4)        Seleksi Mandiri gelombang I dan gelombang II
5)        Program dari PTN lainnya yang sifatnya tidak tiap tahun diadakan, dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan
6)        Program penerimaan calon mahasiswa baru dari sekolah tinggi kedinasan. Layanan diberikan dengan memberikan informasi-informasi tentang sekolah tinggi kedinasan, baik yang ikatan dinas maupun tidak berupa ikatan dinas dengan persyaratan tertentu sesuai ketetapan sekolah tinggi yang akan dipilih (STAN, STIS, STIP, STP, STPDN, IIP, Sekolah Tinggi Sandhy Negara, dll)
b.        Program Beasiswa, pesertadidik teladan
a.        Layanan program beasiswa
1)        Diprioritaskan bagi peserta didik yang berlatar belakang sosial ekonomi “sangat” membutuhkan bantuan tanpa persyaratan prestasi akademis
2)        Diprioritaskan untuk pesertadidik yang “berprestasi”masuk 10 besar namun sosial ekonomi layak mendapat bantuan
b.        Layanan  pesertadidik teladan
       Calon pesertadidik teladan yang diusulkan oleh BK dan Wali kelas serta berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran juga atas dasar penelaahan sikap dan keterampilan disiplin waktu, disiplin terhadap aturan sekolah dan selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah 
c.         Kerjasama dengan instansi terkait
Untuk memberikan layanan berbagai informasi yang dibutuhkan pesertadidik, maka perlu kiranya mengadakan kerjasama dengan instansi tertentu, untuk mengakomodir keperluan diatas, bimbingan konseling SMAN 10 Pontianak menjalin kerjasama dengan ;
a.        Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
       (Pihak PTN/ PTS mengadakan presentase pada pesertadidik dengan waktu yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama.
b.        Ransix, penyelenggaraan berbagai informasi terutama yang berkenaan dengan penyalahgunaan pemakaian obat terlarang (kerjasama ini dikoordinasikan dengan pembina OSIS, Wakasek kesiswaan dan Kepala Sekolah)
c.         LSM-LSM
M.   Struktur Program
Program ini dibuat dalam kerangka garis besar sebagai berikut :
Bab     I                 :  Pendahuluan membahas tentang latar belakang, dasar hukum, pengertian, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, azas-azas, standar kompetensi kemandirin, komponen program dan struktur program
Bab     II               :  Pengelolaan Pelayanan Bimbingan Konseling membahas tentang subyek, organisasi bimbingan dan konseling, mekanisme kerja dan pola  penanganan  siswa bermasalah di sekolah, sarana/prasarana dan pembiayaan
Bab     III              :  Kegiatan operasional membahas mengenai kegiatan program harian/ minggu/ bulan, program semester, program kerja tahunan.
Bab     IV              :  Evaluasi dan Tindak lanjut
Lampiran-lampiran




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Bersahabat Dengan Pohon (Oleh:M.Aji Munandar)

Semua orang pasti tahu apa arti penting pohon bagi dunia dan kehidupan kita, akan tetapi berapa banyak orang yang sadar apa sih sebenarnya pohon bagi kehidupan kita ? member oksigen, mencegah banjir, mencegah longsor dan sebagainya… itu di dalam percakapan debat kita… tetapi faktanya ? saat semua tahu bahwa pohon itu member oksigen pada kita, masih banyak juga yang menebangnya, kita semua tahu bahwa pohon itu dapat mencegah banjir tetapi masih banyak pohon yang ditebang secara liar.           Nah, sebelum lebih jauh membahas tentang pohon, ada baiknya kita pahami pengertian pohon. Menurut batasan yang umum, pohon adalah tumbuhan yang batangnya berkayu dan bercabang. Batang pohon utama berdiri dan berukuran lebih besar disbanding cabang-cabangnya. Menurut ecologist, orang yang ahli dibidang ekologi definisi pohon adalah suatu organism dari komponen ekosistem yang berinteraksi satu dengan lainnya, serta mampu beradaptasi dengan lingku...

KIAT MENINGKATKAN IBADAH

 Bimbingan konseling bertujuan untuk membentuk karakteristik yang kuat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi individu. Salah satu modal dasar dalam pembentukan karakteristik tersebut adalah melaksanakan ibadah secara rutin. Oleh sebab itu, perlu pembahasan "Kiat Meningkatkan Ibadah" untuk menambah masukan kepada peserta didik agar memiliki kekuatan dan peningkatan dalam beribadah. Sehingga peserta didik memiliki keimanan dan berpikir rasional dalam menyelesaikan masalahnya. Dwi Prasetyo Rini (6 Desember 2018) dalam tulisannya di Blogger menjelaskan 5 Upaya agar ibadah semakin berkualitas, yaitu : 1. Ibadah dengan Kesadaran Ibadah dengan kesadaran mengandung maksud, bahwa ibadah yang dilaksanakan tidak ada unsur paksaan, dan juga bisa berarti bahwa dalam melaksanakan ibadah tahu dan paham terhadap apa yang dilaksanakan. Orang yang mabuk sedang tidak sadar, maka apapun yang dilaksanakannya diluar kontrol akal pikiran 2. Ibadah dengan kecintaan Beribadah tanpa kerind...

“BEGINILAH KAMI JIKA SUDAH BERMIMPI” Karya : Alifia Qutrunnada

SELALU KURINDU Aku diam termangu… Ingatanku kembali ke masa itu… Tiba-tiba saja aku merindu… Tahukah kamu? Dahulu setiap pagi ku mematut diri… Betah bertatapkan cermin… Hanya untuk sekedar menyusuri lorong sunyi sepi… Dengan semangat menyeruak… Bak pengembara menginginkan cakrawala…                                                 Apalagi yang dapat terucap… Hanyalah ucapan terima kasihku… Dan kerinduan yang diantar oleh denyut waktu… Untukmu wahai sang penebar ilmu… Setiap orang pasti memiliki impian dan harapan yang berbeda-beda.Coba kalian bayangkan apa jadinya bila seseorang tidak pernah memiliki sebuah impian atau harapan Dimana ada harapan, impian akan menjadi kenyataan.Harapan bukanlah impian, tetapi sebuah jala...